LUBUKLINGGAU – Berangkat dari niat dan hati yang tulus, Ahmad Tarsusi atau yang akrab di sapa Pakwo/Wo Toseh, merupakan tokoh pemuda yang sangat menginspirasi bagi kalangan pemuda serta sosok yang punya rasa empati sangat tinggi terhadap sesama.
Karirnya di dunia aktivis dan pergerakan tentu sudah tidak perlu di ragukan lagi, terutama soal pergerakannya di Kota Lubuklinggau atau kota yang kita kenal dengan Kota Sebiduk Semare ini.
Saat di bincangi di sebuah Cafe yang ada di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Selasa (20/2/2024), Wo Toseh, mengatakan apa yang ia perbuat selama ini semata-mata hanya karena rasa kepedulian dirinya terhadap sesama sebab saya juga pernah merasakan hal itu.
“Kita ini bukan orang hebat tapi kita bisa hebat jika kita mau bersatu dan bersama-sama untuk membangun Kota Lubuklinggau yang lebih maju lagi”, tuturnya.
Diceritakan, saat ini saya menjabat sebagai Ketua RT sekaligus ketua Forum RT se-Kota Lubuklinggau, hal ini bukan sekedar hanya masalah jabatan tapi berawal dari hal yang kecil besar harapan bisa membantu masyarakat yang ada di sekitar kita.
Bahkan, lanjutnya, meskipun hanya sekedar ketua RT, saat ini saya memiliki program bantuan kematian bagi masyarakat yang tertimpa musibah kehilangan anggota keluarganya, seperti di daerah yang saya pimpin saat ini, setiap ada warga yang mendapatkan musibah kematian saya pasti hadir dan saya bantu meskipun sekedar air mineral gelas 10 dus, tapi mudah-mudahan hal ini bisa membantu bagi warga saya.
“Memang jika dari nominal itu tidak seberapa tapi jujur itulah niat saya untuk membantu warga saya dengan segala keterbatasan yang saya punya”, kata Wo Toseh.
Dikatakan, selain itu, alhamdulillah saat ini saya juga di percaya untuk memimpin sebagai ketua masjid di daerah tempat tinggal saya dan itu murni atas permintaan dari masyarakat, sehingga apa yang saya emban saat ini sangat saya manfaatkan untuk bisa mengambil kebijakan yang dapat membantu orang banyak.
Lebih lanjut, bahkan saat ini saya juga sudah mengintruksikan kepada seluruh pengurus masjid agar uang kas yang ada di masjid dapat digunakan bukan hanya untuk keperluan masjid saja tetapi uang kas yang ada agar bisa di pergunakan untuk memabantu warga yang memang kekurangan.
“Seandainya ada warga yang memang tidak ada beras untuk makan maka uang kas masjid yang ada bisa diberikan kepada warga tersebut jangan sampai kita membangun masjid sebegitu megahnya tetapi warga sekitar masih ada yang kelaparan tentu hal ini bukanlah tujuan dari sumbangan kas masjid, maka dari itu saya ambil kebijakan seperti itu”, terangnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Disampaikan, saya ini juga bukan orang yang sudah lebih berkecukupan, tetapi saya pernah merasakan bagaimana susahnya hidup, bagaimana saat merasa kekurangan, sehingga saya sangat tahu apa yang di rasakan oleh warga yang tidak punya, itu lah alasan saya mengapa saya ingin mengabdikan diri saya kepada orang banyak.
Mudah-mudahan saya, kita dan semua warga Kota Lubuklinggau bisa menjadi kota yang makmur dan sejahtera, kedepan kita sama-sama berharap jika ada kehendak dan kuasa tuhan maka pemuda-pemuda Kota Lubuklinggau lah yang akan membangun kota ini menjadi lebih baik lagi.*