Pasaman, sepuluhdetik.id — Di era keterbukaan informasi publik yang seharusnya menjadikan suatu kewajiban pemerintah atau pun suatu perusahaan BUMN untuk memberikan akses yang cukup dan mudah bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang diperlukan, namun seperti panggang jauh dari api tak kala mencari informasi terkait denda token listrik dan dibentak pihak PLN pada salah seorang pelanggan PLN warga Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman namun informasi publik ini seakan akan tertutup pada PLN Lubuk Sikaping.
Pasalnya awak media ini telah berulang kali mencoba mencari informasi terkait denda token listrik pada salah seorang pelanggan PLN warga Lubuk Sikaping dengan meninggalkan nomor handphone pada karyawan PLN dan mencoba menghubungi pimpinan PLN Lubuk Sikaping namun lagi lagi informasi publik ini seakan akan tertutup di PLN Lubuk Sikaping tersebut.
– Apakah memang seperti itu SOP dari PLN menghindar dari wartawan ?
– Apakah harus pelanggan di bentak-bentak saat memberikan penjelasan ?
– Apakah token listrik pada PLN bisa bocor dan di bebankan kepada pelanggan?
Dari data yang di miliki sepuluhdetik.id yang berasal dari keluhan pelanggan PLN warga Lubuk Sikaping sebut saja Mr. A yang enggan disebut namanya dalam berita beliau mengaku kena denda pada token listrik nya karna mengalirkan arus walau pulsa token nya habis.
“Saya heran, kenapa saya kena denda atau disalahkan pihak PLN karna dugaan kebocoran pada token listrik rumah saya yang walaupun tidak ada pulsa tetap mengalirkan listrik kerumah saya. Saya kan tidak tahu dan itukan meteran token listrik PLN yang pasang dan kenapa saya yang di salahkan. keluh Mr.A.
Mr. A juga mengeluh kan tindakan pihak PLN Lubuk Sikaping yang sangat arogan kepada nya saat di temui nya di kantor PLN Lubuk Sikaping.
” Secara administrasi mereka(PLN), sudah kita akui kalau jd kita yg salah..,walaupun pd akhirnya kita sbenarnya ga tau salah kita dimananya ( akibat meteran PLN yg bocor/pasangan dari baru meteran tsb).., di karenakan pegawai PLN yg tidak punya etitude dlm menghadapi pelanggan, maka secara manusiawi saya jd KOMPLAIN karena tdk adanya rasa kemanusiaan dr karyawan/pegawai PLN tsb ( Ilmi ). Ungkap Mr. A.
Karna kejadian tersebut media mencoba konfirmasi mengenai kejadian tersebut melalui kantor PLN Lubuk Sikaping, saat itu media hanya menemui staf yang tidak menangani hubungan masyarakat. Dan media sempat meninggalkan nomor handphone.
Selang beberapa hari kemudian media mendapatkan nomor handphone diduga nomor hp pimpinan PLN Lubuk Sikaping dan mencoba menghubungi beliau melalui via tlp WhatsApp dan Pesan WhatsApp, tapi sampai saat berita ini di terbitkan belum ada tanggapan dari pihak PLN Lubuk Sikaping.
(Eko)