Bulukumba_ Sepuluhdetik.id
Ancaman El Nino menjadi topik utama dalam Temu Petani ASEAN yang berlangsung pada Pekan Nasional (PENAS) Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) XVI di Padang, Sumatera Barat.
Para petani Milenial dari negara anggota ASEAN menyatakan siap menghadapi ancaman tersebut agar pangan tetap aman bagi masyarakat.
El Nino merupakan fenomena iklim yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik bagian timur dan berdampak pada sistem iklim global. Dampak El Nino yang paling signifikan adalah peningkatan suhu suatu wilayah yang dapat mengakibatkan kekeringan atau banjir di wilayah lainnya,Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ancaman krisis pangan harus disikapi serius.
“Ancaman ini (El Nino) bersifat global, terjadi pada setiap negara. Oleh sebab itu, kerjasama antar negara harus diperkuat. Dan melalui PENAS, petani harus menyiapkan strategi sebagai langkah antisipasi,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, berharap kegiatan ini menjadi ajang bertukar informasi.
Petani Indonesia dan ASEAN mengakui bahwa El Nino berpotensi mengganggu hasil pertanian dan mempengaruhi kestabilan harga pangan. Namun, para petani juga menyatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan preventif dan siap menghadapi ancaman tersebut.
Salah satu tindakan yang diambil adalah dengan meningkatkan sistem irigasi dan pengelolaan air untuk mengatasi kemungkinan kekeringan. Selain itu, para petani juga mengoptimalkan penggunaan pupuk organik dan memanfaatkan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Andi Reski Anggraini, seorang wirausaha pertanian muda asal Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu delegasi Indonesia dalam acara ASEAN Dialogue Partners Exchange Farmer Visit 2023.
Dalam acara ASEAN Dialogue Partners Exchange Farmer Visit 2023, Andi Reski Anggraini berkesempatan bertemu dengan petani muda dari negara anggota ASEAN lainnya dan berbagi pengalaman dalam pengembangan pertanian modern dan inovatif.
“Acara ini memberikan kesempatan bagi kami untuk berdiskusi dan memperluas jaringan dengan para petani muda dari negara-negara ASEAN. Saya berharap pengalaman dan ilmu yang didapat dapat diaplikasikan di tanah air untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian,” ujar Andi Reski Anggraini.
Dengan keikutsertaannya dalam ASEAN Dialogue Partners Exchange Farmer Visit 2023 yang berlangsung pada tanggal 9-12 Juni ini, Andi Reski Anggraini menunjukkan bahwa petani muda Indonesia memiliki potensi yang besar dan siap menjadi pemimpin dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan inovatif di masa depan.
Andi Reski Anggraini juga menyampaikan bahwa keikutsertaannya dalam acara ini merupakan suatu kebanggaan yang besar bagi dirinya. Ia berharap dapat membawa pulang pengalaman dan pengetahuan yang berharga dari para petani muda dari negara-negara anggota ASEAN lainnya.(*)
Red_ Sapriaris