Diduga Lemahnya Pengawasan, Proyek Pembangunan Toilet Individu Tiyuh Mulyasari Diduga Asal Jadi Dan Terindikasi Tidak Mengikuti Spesifikasi Teknis

TUBA BARAT, SEPULUHDETIK.ID – Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) tahun anggaran 2023 Tiyuh Mulyasari Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu untuk Proyek Pembangunan Toilet Individu diduga kuat dikerjakan asal jadi dan ditenggarai tidak sesuai dengan bestek.

Dalam kegiatan papan informasi tertulis jenis pekerjaan Sarana dan Prasarana Sanitasi untuk pembangunan toilet individu, dengan nilai anggaran sebesar Rp 350.000.000, rupiah untuk 29 unit bilik, 24 unit Tangki Septik tipe 1, 5 unit Tangki septik tipe 2 dan pengelola lanjutan, anggaran yang bersumber dari APBN 2023, untuk pelaksana kegiatan yang di laksanakan oleh Kelompok Masyarakat Penyelenggara (KMP).

Bacaan Lainnya

Dari hasi pantauan media ini dan beberapa media lain dilokasi pekerjaan terlihat pelaksana kegiatan tersebut diduga melanggar ketentuan dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan desain gambar yang ada serta banyak urutan item pekerjaan yang tidak sesuai pemasangan, seperti penggunaan besi pada cor sloof yang jarak cincinnya mencapai lebih dari 30 cm dan besi yang digunakan merupakan ukuran banci tidak kes. Selain itu untuk penggunaan rangkaian besi pada septictank jaraknya rata-rata di atas 20 cm, parahnya lagi untuk tiang pada bilik jamban penggunaan besi pada tulangan kolom menggunakan besi 3 batang bahkan ada yang menggunakan 2 batang dengan ukuran yang diduga besi banci.

Terlihat juga pipa yang digunakan tidak mengikuti spek gambar dan diduga tidak standar SNI yang memiliki ketebalan yang diperkirakan sekitar ± 1,5 mm.

Pada saat di konfirmasi Ketua Kelompok Masyarakat Penyelenggara (KMP) Ribut Budi Pamungkas mengatakan dirinya memang ditunjuk sebagai ketua KMP namun itu semua hanya formalitas, segala sesuatunya yang handle adalah Kapalo Tiyuh Pak Nuri seperti pembelanjaan matrial (supplier).

“Saya hanya sebagai ketua formalitas aja mas, dan untuk semua yang dikerjakan atas petunjuk Pak Kepalo Tiyuh Pak Nuri, bahkan untuk pembelanjaan matrialnya dan penggunaannya atas petunjuk pak Kepalo dan saya statusnya hanya sebagai pekerja yang digaji harian,” ungkap Ribut kepada tim media.

Saat di tanya media terkait penggunaan besi pada cor sloof, Ketua KMP Ribut Budi Pamungkas menjelaskan, “kalau untuk penggunaan besi pada cor sloof kita menggunakan besi ukuran 8 yang berjumlah 3 batang dan untuk cincinnya menggunakan besi ukuran 6, kemudian kalau kita menggunakan besi ukuran 6 kita menggunak 4 batang besi dan cincinnya memakai besi kawat,” paparnya.

Saat awak media mempertanyakan apakah besi yang digunakan tersebut berukuran kes atau banci, Ketua KMP Ribut Budi Pamungkas terlihat grogi dan tidak memberikan komentar karena prihal pembelian material menurutnya adalah Kepalo Tiyuh jadi dirinya kurang mengetahui.

 

Reporter : 𝐇𝐚𝐧𝐝𝐫𝐢

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *